Kebanyakan orang mendaki Gunung Merapi melalui jalur utara atau Selo. Biasanya berangkat dari Selo sekitar tengah malam atau menjelang pagi yang memakan waktu selama 4-5 jam perjalanan. Di Selo, persediaan air harus dicukupi, karena dalam perjalanan menuju puncak sudah tidak ada mata air. Jalan setapak dari Selo terus
menanjak dan akan ditemui Hutan Pinus, setelah perjalanan 2 jam akan
tiba diperbatasan hutan dan daerah berpasir. Dari sini berjalan langsung
ke puncak Garuda selama kurang lebih 1 jam. Turun dari puncak Garuda
sampai desa Selo memakan waktu 4 jam.Posisi Plalangan Desa Lencoh Selo berada di ketinggian 1.600m dpl, sementara puncak Merapi ada di ketinggian 2.968m dpl.
Menurut anggota Tim SAR “Barameru” Desa Lencoh,
Samsuri, di Boyolali, Minggu 27 Nopember 2011, jumlah pendaki tersebut
mengalami peningkatan hampir empat kalinya dibanding pekan sebelumnya.
Selain itu, kondisi cuaca di kawasan Merapi juga sangat mendukung dan
cerah sekali, apalagi bersamaan malam Suro atau tahun barunya orang Jawa untuk menjalani prihatin.
Para pendaki datang dari
berbagai daerah antara lain Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan
Jakarta. Bahkan, wisatawan asing juga ada yang mendaki ke puncak Merapi.
Mereka dihimbau untuk melaporkan identitas ke petugas di base camp Plalangan. Pihak berwenang juga selalu memantau kondisi di jalur pendakian Merapi.
Selain pendaki lokal wisatawan
asing juga ada yang hadir dalam pendakian tersebut. Pendaki dari asing
hampir setiap hari ada, mereka sangat menikmati keunikan Gunung Merapi
yang terletak di antara Provinsi Jateng dan Yogyakarta itu. Seperti
biasa sebelum mendaki, semua orang selalu diingatkan untuk ‘menyatu
dengan alam’: Dilarang mengambil apapun, kecuali gambar dilarang
meninggalkan apapun, kecuali jejak dilarang membunuh apapun, kecuali
membunuh waktu.
Ketika mulai melangkahkan kaki untuk mendaki
harus hati-hati karena jalannya naik terus, terjal, curam. Awalnya,
jalanannya masih dari tanah, lalu pada ketinggian 2000m dpl, jalannya
mulai berbatu-batu. Kadang-kadang sering ada tiupan angin kencang dan
turun kabut tebal sekali, jarak pandang kita cuma beberapa meter saja.
Pendaki mulai melakukan
pendakian ke puncak dari pukul 23.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB. Mereka
melakukan pendakian dini hari, karena setibanya di puncak mereka dapat
menikmati keindahan alam dan Matahari terbit. Setelah jalan beberapa
saat, akan sampai juga di daerah ‘pasar Brubah’. Biasanya orang-orang
mendirikan tenda sambil menunggu kabut menipis. Disini dingin sekali,
suhunya bisa mencapai 10ÂșC. Untuk naik
ke puncak Garuda dapat ditempuh dengan perjalanan selama 45 menit.
Jalannya berbatu-batu kasar dan curam. Harus hati-hati karena bisa
terjatuh. Biasanya ada belerang naik untuk itu siap-siap dengan slayer dan air, berguna untuk jaga-jaga kalau kadar belerang tinggi.
Pendakian Gunung Merapi ini sangat
disukai oleh para pendaki lokal dan lebih-lebih wisatawan asing.
Froncois wisatawan asal Prancis, menjelaskan, bahwa dirinya melakukan
pendakian ke Merapi tersebut, sudah 15 kali sejak pertama datang pada
tahun 2000 yang lalu. Dia tidak pernah merasa bosan mendaki Merapi,
karena gunung itu sangat unik termasuk masyarakatnya, yang sangat dekat
dengan aktivitas Merapi. Setiap kali ia melakukan pendakian suasananya
selalu berbeda dan di ‘Pasar Bubar’ kelihatan ada energi yang menarik
dari dalam bumi. Hal itulah yang menjadi sangat unik dan berbeda
dibanding gunung-gunung lain di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar